MAKALAH EKOLOGI IKAN ( ADAPTASI IKAN TERHADAP PERUBAHAN SUHU )
MAKALAH EKOLOGI IKAN
( ADAPTASI IKAN TERHADAP PERUBAHAN SUHU )
Oleh :
Robiansyah (131110257)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell. 2004; 288). Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas. 2005;16).
Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan (Ewusie. 1990; 180). Kenaikan suhu air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu (Kanisius. 1992; 22). Menurut Soetjipta (1993; 71), Air memiliki beberapa sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada udara. Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu kurang mudah berubah di dalam air daripada di udara, namun suhu merupakan faktor pembatas utama, oleh karena itu mahluk akuatik sering memiliki toleransi yang sempit.
Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan sekelilingnya (Hoole et al, dalam Tunas. 2005; 16). Sebagai hewan air, ikan memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan (Yushinta. 2004: 14). Secara kesuluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, beberapa spesies mampu hidup pada suhu air mencapai 290C, sedangkan jenis lain dapat hidup pada suhu air yang sangat dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap suhu umumnya terbatas(Sukiya. 2005; 9)
Ikan yang hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi akan mengalami kenaikan kecepatan respirasi (Kanisius. 1992; 23). Hal tersebut dapat diamati dari perubahan gerakan operculum ikan. Kisaran toleransi suhu antara spesies ikan satu dengan lainnya berbeda, misalnya pada ikan salmonid suhu terendah yang dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis ikan (Tunas. 2005; 16-17). Telah diketahui diatas bahwa suhu merupakan faktor abiotik yang paling berpengaruh pada lingkungan perairan, maka perlu diketahui bagaimana suhu mempengaruhi aktifitas biologis spesies ikan tertentu melalui gerakan operculum Ikan Mas Komet (Carassius auratus).
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui adaptasi ikan terhadap perubahan suhu lingkungan
- Untuk menegetahui bagaimana adaptasi morfologi dan tingkah laku ikan terhadap perubahan suhu.
1.3. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan mengenai bagaimana adaptasi ikan terhadap perubahan suhu, sehingga bermanfaat untuk proses pembelajaran selanjutnya..
BAB II
PERUBAHAN LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK
Secara keseluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, artinya suhu tubuh sangat tergantung atas suhu lingkungan. Selanjutnya, bahwa beberapa ikan mempunyai perilaku istimewa seperti ikan gelodok yang dapat berjalan diatas daratan dan memanjat pohon.
Respon yang diperlihatkan oleh ikan biasanya berupa perubahan tingkah laku meupun pergerakan ikan. Suhu adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di perairan, tidak heran jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis ikan yang terdapat di berbagai tempat di dunia yang mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu. Ada yang mempunyai toleransi yang besar terhadap perubahan suhu, disebut bersifat ovryterm. Sebaliknya ada pula yang toleransinya kecil, disebut bersifat stenoferm. Sebagai contoh ikan di daerah kutub dan sub kutub mampu mentolerir suhu rendah, sedangkan ikan yang di daerah tropis menyukai suhu yang hangat.
Pengaruh Suhu Terhadap Ikan
Menurut Laevastu dan Hela (1970), pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan “kekuatan keturunan” dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut.
Dampak Suhu Terhadap Ikan
Suhu berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, mulai dari telur, benih sampai ukuran dewasa. Suhu air akan berpengaruh terhadap proses penetasan telur dan perkembangan telur. Rentang toleransi serta suhu optimum tempat pemeliharaan ikan berbeda untuk setiap jenis/spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda. Suhu memberikan dampak sebagai berikut terhadap ikan :
- Dampak Suhu Tinggi Terhadap Ikan
- meningkatkan toksisitas dari kontaminan-kontaminan terlarut,
- mendukung perkembangan dan tingkat serangan patogen ikan,
- konsentrasi O2 terlarut menurun,
- konsumsi O2 meningkat, dengan meningkatnya temperatur tubuh dan laju metabolik ikan.
- respon kekebalan tubuh ikan meningkat.
- Dampak Suhu Rendah Terhadap Ikan
- temperatur tubuh ikan menurun,
- menekan respon kekebalan ikan
- nafsu makan, aktivitas dan pertumbuhan menurun.
BAB III
ADAPTASI MORFOLOGI DAN TINGKAH LAKU IKAN
Ikan memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit (Tunas. 2005;16). Selanjutkan Tunas menambahkan bahwa ikan akan mengalami stres manakala terpapar pada suhu di luar kisaran yang dapat ditoleransi.
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang. Misalnya stres yang ditandai tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal, sedangkan suhu rendah mengakibatkan ikan menjadi rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun (Tunas. 2005;16-17). Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tingi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan pada ikan berupa penurunan laju respirasi dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen.
Penelitihan oleh Kuz’mina et al. (1996 dalam Tunas. 2005) menunjukkan bahwa suhu perairan sangat berpengaruh terhadap laju metabolisme dan proses-proses biologis ikan. Ditunjukkan bahwa aktivitas enzim pencernaan karbohidrase sangat dipengaruhi oleh suhu, aktivitas protease tertinggi dijumpai pada musim panas, adapun aktivitas amilase tertinggi dijumpai pada musim gugur (Hofer, 1979a ; 1979b dalam Tunas. 2005; 18).
Menurut Kanisius (1992; 23) suhu air yang relatif tinggi dapat ditandai antara lain dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen.
Adaptasi terdiri dari tiga macam, antara lain :
A. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Pada adaptasi ini biasanya bentuk penyesuaian bentuk tubuhnya seperti pada bentuk sirif, bentuk muluti, maupun bentuk seluruh tubuh secara keseluruhan.
Adaptasi pada bentuk tubuh ini berfungsi untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan cara ia mendapatkan makanan dan menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan bagaimana ia tinggal di tempat tersebut.
B. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup terhadap keadaan lingkungannya. Adaptasi ini tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi organ-organ bagian dalam tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya. Seperti fungsi jantung untuk beradaptasi dengan daerah tinggi.
C. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya dalam bentuk tingkah laku. Adaptasi tingkah laku ini berhubungan dengan tindakan makhluk hidup untuk beradaptasi atau melindungi diri dari pemangsa. Selain itu juga adaptasi tingkah laku berhubungan dengan kebiasaan makhluk hidup untuk beradaptasi dan mempertahankan hidupnya disuatu lingkungan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adaptasi pada ikan berbeda beda bila suatu organisme tidak mampu mempertahankan diri atau beradaptasi dengan lingkungannya baik lingkungan baru maupun lingkungan lama yang berubah kerena berbagi faktor-faktor yang ada di peraiaran maka kemungkinan besar suatu organisme tersebut akan punah.
4.2 Saran
Saat ingin memulai suatu usaha khususnya dibidang budidaya perairan banyak aspek yang perlu dipertimbangkan diantaranya suhu dan aspek lainya yang sangat berpengaruh pada perkembangan dan keberlangsungan hidup organisme yang dibudidayakan.
Daftar Pustaka
Kanisius. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogjakarta. Penerbis Kanisius
Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi Ikan Toloestei. Yogjakarta. Penerbit Universitas Gadjah Mada
Ewusie.1990.Pengantar Ekologi Tropika.bandung.penerbit Insitut teknologi Bandung
Koesbiono,1980.Biologi laut.Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.
Komentar
Posting Komentar