ikan Kerapu
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) umumnya dikenal dengan istilah "groupers" dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik di pasar domestik maupun pasar internasional dan
selain itu nilai jualnya yang cukup tinggi. Eksport ikan kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) melaju pesat, dari 19 ton pada tahun 1987 menjadi 57 ton pada tahun 1988 (Deptan, 1990). Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya cepat dan dapat diproduksi masal, untuk melayani permintaan pasar ikan kerapu dalam keadaan hidup.
selain itu nilai jualnya yang cukup tinggi. Eksport ikan kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) melaju pesat, dari 19 ton pada tahun 1987 menjadi 57 ton pada tahun 1988 (Deptan, 1990). Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya cepat dan dapat diproduksi masal, untuk melayani permintaan pasar ikan kerapu dalam keadaan hidup.
Berkembangnya pasaran ikan kerapu hidup karena adanya perubahan selera konsumen dari ikan mati atau beku kepada ikan dalam keadaan hidup, telah mendorong masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar ikan kerapu melalui usaha budidaya. ikan kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) telah dilakukan dibeberapa tempat di Indonesia, namun dalam proses pengembangannya masih menemui kendala, karena keterbatasan benih. Selama ini para petani nelayan masih mengandalkan benih alam yang sifatnya musiman. Namun sejak tahun 1993 ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) sudah dapat dibenihkan. Balai Budidaya Laut
Lampung sebagai unit Pelaksana tekhnik pembenihan ikan kerapu (Epinephelus fuscoguttatus), telah melakukan upaya untuk menghasilkan benih melalui pembenihan buatan manipulasi lingkungan dan penggunaan hormon.
Lampung sebagai unit Pelaksana tekhnik pembenihan ikan kerapu (Epinephelus fuscoguttatus), telah melakukan upaya untuk menghasilkan benih melalui pembenihan buatan manipulasi lingkungan dan penggunaan hormon.
1.2 Tujuan
· Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembesaran ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) di tambak
· Agar mahasiswa dapat melakukan persiapan wadah di tambak
· Agar mahasiswa dapat mengetahui hambatan atau permasalahan dalam manajemen pembesaran ikan kerapu macan di tambak serta mengetahui cara mengatasi hambatan atau permasalahan yang terjadi di tambak
· Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembesaran ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) di tambak
· Agar mahasiswa dapat melakukan persiapan wadah di tambak
· Agar mahasiswa dapat mengetahui hambatan atau permasalahan dalam manajemen pembesaran ikan kerapu macan di tambak serta mengetahui cara mengatasi hambatan atau permasalahan yang terjadi di tambak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Myers, et.al, (2005), menjelaskan bahwa kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata,
(Epinephelus fuscoguttatus) diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata,
Sub phylum : Vertebrata,
Class : Osteichtyes,
Sub class : Actinopterigi,
Sub class : Actinopterigi,
Ordo : Percomorphi,
Sub ordo : Percoidea,
Family : Serranidae,
Family : Serranidae,
Sub family : Epinephelinae,
Genus : Epinephelus /Cromileptes / Variola/ Plectropomus,
Spesies : (Epinephelusfuscoguttatus)
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) atau sering juga disebut Groouper dipasarkan dalam keadaan hidup. Golongan ikan kerapu yang paling banyak adalah golongan Epinepelus sp, namun yang paling banyak di kenal di budidayakan adalah jenis kerapu Lumpur (Epinephelus suillus) dan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Golongan Epinephelus memiliki tubuh yang lebih tinggi dari kerapu Lumpur
(Epinephelus suillus), dengan bintik-bintik yang rapat dan berwarna gelap, sirip ikan kerapu macan berwarna kemerahan, sedangkan bagian sirip yang lain berwarna coklat kemerahan Sunyoto Dan Mustahal (2000).
2.2 Morfologi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk badan yang pipih memanjang dan agak membulat (Direktorat Jendral Sudirman Perikanan Deperteman Pertanian, 1979). Mulut lebar dan di dalamnya
terdapat gigi kecil yang runcing (Kordi, 2001). Direktorat Jendral Perikanan
Depertemen Pertanian (1979), menjelaskan bahwa rahan bawah dan atas
dilengkapi dengan gigi yang berderet 2 baris lancip dan kuat. Kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai jari-jari sirip yang keras pada sirip
punggung 11 buah, sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah dan sirip perut 1
buah. Jari-jari sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat 15-16 buah,
sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah. Kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) memiliki warna seperti sawo matang dengan
tubuh bagian verikal agak putih. Pada permukaan tubuh terdapat 4-6 pita
vertical berwarna gelap serta terdapat noda berwarna merah seperti warna
sawo (Kordi 2001).
2.3 Habitat dan Penyebaran
Menurut Heamstra dan ramdall (1993, cit. Anonim 2001), ikan kerapu
macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan kelompok yang hidup di
dasar perairan berbatu dengan kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang
mengandung koral. Selama siklus hidupnya memiliki habitat yang berbedabeda
pada setiap fasenya, ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
mampu hidup di daerah dengan kedalaman 0.5-3 meter pada area padang
lamun, selanjutnya menginjak dewasa akan berpinda ke tempat yang lebih
dalam lagi, dan perpindahan ikan berlansung pada pagi hari atau menjalan
senja (Anonim, 2001). Menurut Tampu Bolon dan Mulyadi (1989) cit.
Anonim (2001) menjelaskanbahwa telur dan larva ikan kerapu macan
Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk badan yang pipih memanjang dan agak membulat (Direktorat Jendral Sudirman Perikanan Deperteman Pertanian, 1979). Mulut lebar dan di dalamnya
terdapat gigi kecil yang runcing (Kordi, 2001). Direktorat Jendral Perikanan
Depertemen Pertanian (1979), menjelaskan bahwa rahan bawah dan atas
dilengkapi dengan gigi yang berderet 2 baris lancip dan kuat. Kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai jari-jari sirip yang keras pada sirip
punggung 11 buah, sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah dan sirip perut 1
buah. Jari-jari sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat 15-16 buah,
sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah. Kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) memiliki warna seperti sawo matang dengan
tubuh bagian verikal agak putih. Pada permukaan tubuh terdapat 4-6 pita
vertical berwarna gelap serta terdapat noda berwarna merah seperti warna
sawo (Kordi 2001).
2.3 Habitat dan Penyebaran
Menurut Heamstra dan ramdall (1993, cit. Anonim 2001), ikan kerapu
macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan kelompok yang hidup di
dasar perairan berbatu dengan kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang
mengandung koral. Selama siklus hidupnya memiliki habitat yang berbedabeda
pada setiap fasenya, ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
mampu hidup di daerah dengan kedalaman 0.5-3 meter pada area padang
lamun, selanjutnya menginjak dewasa akan berpinda ke tempat yang lebih
dalam lagi, dan perpindahan ikan berlansung pada pagi hari atau menjalan
senja (Anonim, 2001). Menurut Tampu Bolon dan Mulyadi (1989) cit.
Anonim (2001) menjelaskanbahwa telur dan larva ikan kerapu macan
2.4 Cara Makan dan Jenis Makanan
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan hewan
karnifora yang memansa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan,
sedangkan larva merupakan memansa larva moluska. ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) bersifat karnifora dan cenderung
menangkap/memansa yang aktif bergerak di dalam kolam air (Nybakken,
1988 Cit. Anonim, 2001), ikan kerapu macan juga bersifat kanibal.
Biasanya mulai terjadi saat larfa kerapu berumur 30 hari, dimana pada saat
itu larva cenderung berkumpul di suatu tempat dengan kepadatan tinggi.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mencari makan hingga
menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya (Anonim, 1991 cit.
Anonim,2001). dengan cara makannya dengan memakang satu per satu
makanan yang diberikan sebelum makan tersebut sampai ke dasar (Anonim,
1996 ).
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan hewan
karnifora yang memansa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan,
sedangkan larva merupakan memansa larva moluska. ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) bersifat karnifora dan cenderung
menangkap/memansa yang aktif bergerak di dalam kolam air (Nybakken,
1988 Cit. Anonim, 2001), ikan kerapu macan juga bersifat kanibal.
Biasanya mulai terjadi saat larfa kerapu berumur 30 hari, dimana pada saat
itu larva cenderung berkumpul di suatu tempat dengan kepadatan tinggi.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mencari makan hingga
menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya (Anonim, 1991 cit.
Anonim,2001). dengan cara makannya dengan memakang satu per satu
makanan yang diberikan sebelum makan tersebut sampai ke dasar (Anonim,
1996 ).
2.5 Siklus Reproduksi dan Perkembangan Gonad
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) bersifat Hermaprodit
Protogini, yaitu perubahan kelamin dari betina dan menjelang dewasa akan
berubah menjadi jantan Sunyoto dan Mustahal (2000). ikan kerapu mulai
suklus reproduksinya sebagai ikan betina, kemudian akan berubah menjadi
ikan jantan yang berfungsi masa interseks dan masa terakhir masa jantan
(Afenddy, 1997). Ketika ikan kerapu masih muda (juvenile), gonadnya
mempunyai daerah ovarium dan daerah testis. Jaringan ovari kemudian
mengisih sebagian gonad dan setelah jaringan ovari berfungsi mampu
menhasilkan telur, Kemudian akan terjadi transisi di mana testisnya akan
membesar dan ovarinya mengurut. Ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) yang sudah tua umumnya ovarium sudah teroduksi sekali
sehingga sebagian besar dari gonad terisi oleh jaringan lain. Fase produksi
pada induk betina di capai pada panjang tubuh antara 45-50 cm dengan
berat 3-10 kg dan umur kurang lebih 5 tahun, selanjutnya menjadi jantan
yang matang gonad pada ukuran minimal 74 cm dengan berat kurang lebih
11 kg.
2.6 Hama dan Penyakit
2.6.1 Hama
Menurut Kordi, (2002) mengatakan bahwa hama merupakan
organisme yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan budidaya di
dalam kolam.hama pada budidaya ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) ada 3 macam yaitu : predator dan kompotitor.
6
2.6.2---Penyakit
Penyakit yang sering di menyerang ikan kerapu ada dua macam
yaitu penyakit infeksi adalah penyakit yang dapat mengingfeksi ikan
kerapu yaitu berupa jamur, bakteri maupun virus. Sedangkan yang ke
dua yaitu penyakit non infeksi adalah penyakit pada ikan kerapu
yang di sebabkan oleh tidak sesuaiannya media pemeliharaan ikan
kerapu yang ada di tambak dengan kondisi aslinya di alam sehingga
menyabakan iksnkerapu tersebut dapat.
7
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1. Alat dan Fungsinya
No Alat Fungsi
1 Basket Sebagai tempat penampungan dan wadah pengankatan
ikan kerapu pada saat di lakukan pemanenan.
2 Pipa 6” Sebagai alat untuk menyalurkan air dari tandong ke
dalam wadah pembesaran ikan kerapu
3 Pacul Sebagai alat untuk memperbaiki pematan atau tanggul
4 Baskom Sebagai wadah penampungan pakan
5 Ember Sebagai wadah untuk pakan yang akan di berikan pada
ikan
6 Jela Tebar Sebagai alat untuk menankap ikan/udang dalam jumlah
yang sedikit
7 Pompa Sebagai alat untuk menarik air dari tandon ke wadah pemeliharaan ikan
8 Seser Sebagai alat untuk menankap dan menyeleksi ikan
kerapu
Sumber : Balai Besar Laut Lampung
Tabel 3.2. Bahan dan Fungsinya
No Bahan Fungsi
1 Pakan ikan rucah Sebagai pakan ikan kerapu macan
2 Air Sebagai media tempat hidupnya ikan
3 Plastik peking Sebagai bahan untuk peking
4 Oksigen Sebagai bahan untuk peking
Sumber : BBPBAP Jepara
4.2 Tambak Pembesaran
8
8
(a) (a)
Gambar 3.2. Tambak Ikan Kerapu Macan
(a). Kolam pemeliharaan ; (b). Keramba penampungan
Tambak pembesaran kerapu macan di BBPBAP Jepara terdiri dari
4 buah sekat menggunakan jaring yang masing-masing berbentuk segi
empat dengan ukuran kolam panjang 100 m dan lebar 20 m. keempat
petakkan tersebut masing – masing berukuran 10 m x 13 m x 0.8 m
dimana keempat sekatan tersebut digunakan sebagai tempat pembesaran
ikan kerapu macan dan bagian sisi dekat inlet dan outlet ditanam kerang
hijau dan rumput laut sebagai biofilter.
Tambak tersebut dengan dasar tanah dan pematang juga dari tanah.
Sudarsono dan Ranoemihardjo (1995), menjelaskan bahwa pematang
merupakan salah satu bagian yang paling terpenting dari tambak. Fungsi
utama dari pematang adalah untuk menahan masa air sehingga dibutuhkan
konstruksi yang khusus. Pematang mempunyai penampang melintang
berbentuk trapezium. Tambak tersebut tidak memiliki pintu pemasukan air
karena air masuk melalui pipa dengan menggukanan pompa yang dipasang
di kolam tendon. Saluran pembuangan menggunakan 2 pipa yang
berhubungan dengan saluran pembuangan
4.3 Persiapan Wadah
Persiapan tambak Pembesaran sama saja dengan persiapan tambak
pendederan merupakan bagian yang penting dalam kegiatan pembesaran
9
yang merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan proses budidaya.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan media yang
baik untuk benih ikan kerapu macan yang akan di tebar ketambak tersebut
agar dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan persiapan tambak untuk
pembesaran ikan kepu macan adalah sebagai berikut pemberantasan hama
dan penyakit, pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran, pemasangan
Shelter dan pemasukan air.
4.4 Penebaran
Proses sebelum ikan ditebar sering di sebut dengan Aklimatisasi atau
adaptasi. Sifat hidup benih tidak terlepas dari sifat siklus hidup induknya,
maka dalam adaptasi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan :
· Waktu Penebaran (waktu penebaran sebaiknya pada saat suhu
rendah)
· Sifat kanibalisme yang cenderung meningkat pada kepadatan
tinggi
· Aklimatisasi terutama suhu dan salinitas
Cara aklimatisasi yang umumnya di lakukan terhadap benih pada
pengankutan terutama adalah sebagai berikut : kantong plastik di buka,
kemudian di ukur suhu dan salinitasnya. jika salinitas sama atau hanya
berbedah 1-2 o/oo benih bisa di tebar setelah di sesuaikan suhunya. Tetapi jika
salinitasnya lebih dari 2 o/oo perlu ada pencampuran air dari kolam kedalam
plastik sedikit demi sedikit dan secara bertahap dalam selang waktu 4-5
menit hingga salinitas dan suhu sama antara air yang ada dalam plastik dan
dalam tambak benih dapat di tebar.
Pada penebaran ukuran benih ikan sangat beragam, benih yang digunakan di
10
BBPBAP Jepara :
Tabel 3.3. Ukuran Benih Ikan Yang ditebar
No Panjang Lebar Bobot
1 8.5 2 10
2 8 2 6.5
3 8.7 2.3 10
4 8 2 7
5 7.5 1.7 4.5
6 7.7 2 5.5
rerata 8.067 2 7.25
Sumber; BBPBAP Jepara
4.5 Pemeliharaan
4.5.1 Pemberian Pakan
Gambar 3.3. Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan untuk pakan ikan kerapu di BBPBAP Jepara
yaitu ikan rucah yang harganya relatif murah tetapi segar. Untuk menjaga
kualitas pakan tetap segar perlu dilakukan perlakuan untuk penyimpanan
pakan tersbut yaitu di coolbox atau di freezer. Pakan yang busuk sebaiknya
jangan digunakan sebagai pakan karena memberikan dampak yang
merugikan, karena dapat meningkatkan jumlah microorganisme yang tidak
menguntungkan, serta sifat-sifat kandungan nutrisi yang penting bagi
11
pertumbuhan juga tidak tersedia. Ikan yang di beri pakan busuk biasanya
akan lebih cepat terserang penyakit, pertumbuhannya lambat bahkan akan
mengalami kematian yang tinggi selama dibudiayakan di tambak.
4.5.2 Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas yang dilakukan oleh laboratorium BBPBAP
Jepara dilakukan satu minggu sekali
Tabel 3.4. Ukurang Kualitas Air Yang Ada Dalam Tambak
TGL/BLN/THN
Total
Bakteri
VIBRIO KUALITAS AIR
(CFU/ ml) (CFU/ml) Temp DO Salinitas pH
02-12-08 9000 200 29.5 4.06 24 7.9
09-12-08 11000 450 28.8 3.95 27 8.1
16-12-08 8000 560 28.2 3.3 22 8.3
23-12-08 12000 50 28.9 3.94 20 7.4
31-12-08 1000 30 28.6 3.1 17 7.3
06-01-09 3000 150 30.2 3.2 15 7.4
13-01-09 25.8 5.33 10 8.1
20-01-09 25.7 3.16 7 7.6
27-01-09 28.6 3.16 10 8.3
4.6 Pemanenan
Pemanenan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di pasarkan
dalam keadaan hidup (live fish) sehingga penanganan ikan harus tetap
terjaga setelah panen. Ikan yang mengalami luka atau ikan yang mati dapat
menurunkan harga jual sampai setengah harganya. Oleh karna itu langkahlangkah
persiapan panen harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
12
kematian pada saat dilakukan pemanenan.
Pemanen yang dilakukan di BBPBAP Jepara terdiri dari 2 cara
pemanenan panen sebagian dan panen total. Panen sebagian merupakan
panen yang dilakukan pada sebagian kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) yang dibudidayakan. Taslihan, et.al. (2004), menjelaskan
panen sebagian atau panen selektif merupakan panen yang dilakukan untuk
ikan yang telah mencapai ukuran tertentu sesuai dengan permintaan
konsumen. Panen total merupakan panen yang dilakukan pada seluruh ikan
yang dibudidayakan. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Taslihan, et. al.
(2004) yang menyatakan bahwa panen total dilakukan bila permintaan pasar
sangat besar dan ukuran ikan sudah memenuhi kreteria.
Pemanenan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di tambak
BBPBAP Jepara dilakukan pada sore hari karena mendekati waktu
pengangkutan yang dilakukan pada malam hari. Hal tersebut juga di
ungkapkan oleh Direktorat Jendral Perikanan Budidaya (2004) hal ini
dikarnakan suhu relative rendah sehingga mengurangi stress.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dipuasakan dengan
cara menghentikan pemberian pakan selama 2-3 hari sebelum melakukan
panen. hal yang sama juga diungkapkan oleh Komaruddin (2005), hal ini
juga bertujuan mengurangi metabolisme selama pengangkutan.
Pelaksanaan pemanenan diawali dengan mengurangi volume air pada
petakan sebesar 1/3 dari volume air total tamak. Pengambilan ikan dilakukan
dengan menggunakan seser kemudian masukan serok kedalam salah satu
ujung Shelter yang terbuat dari pipa kemudian pipa tersebut diangkat hingga
ikan kerapu yang di dalam Shelter keluar.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) ditampung di dalam
13
hapa yang berukuran 3 x 3,5 x 1,5 meter. Pengemasan di lakukan setelah
panen yang bertujuan agar selama pengangkutan kondisi ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) tetap hidup, pengemasan dilakukan
menggunakan tangki yang terdapat di atas mobil yang diberi aerasi.
Purnomo, et al. (2002), menyatakan tujuan dari pengemasan adalah untuk
mempertahankan kelulus hidupan selama perjalanan. Pengemasan yang
dilakukan di BBPBAP Jepara disesuaikan dengan sistim pengangkutan dan
alat angkut yaitu dengan cara pengangkutan sistim terbuka dengan
menggunakan bak filter yang diletakan diatas truk. Wadah tersebut diisi air
bersih dan dilengkapi dengan selang aerasi.
Proses pengangkutan yang dilakukan di BBPBAP Jepara terdri dari
system pengangkutan terbuka dan tertutup. Hal yang sama juga diungkapkan
oleh Taslihan, at al. (2004) pengangkutan sistim terbuka dilakukan dengan
menggunakan drum plastik atau bak fibreglass dengan ukuran 120 x 120 x
120 cm dengan diberi aerasi, kepadatan ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) sebesar 50 kg. Suhu air selama perjalanan dipertahankan
dengan suhu 19 – 20 oC dengan cara penambahan es batu kedalam wadah
penampungan. Taslihan, et al. (2004) menjelaskan pengangkutan terbuka
digunakan untuk jarak pengangkutan yang dekat dengan waktu maksimal 7
jam dan alat angkut yang digunakan berupa kendaraan roda 4 seperti truk.
Pengangkutan system tertutup yang dilakukan di BBPBAP Jepara
menggunakan kantong pelasti dengan perbangdingan air dengan oksigen
sebesar 1 : 2. ujung kantong diikat lalu dikemas kedalam Styrofoam. Suhu
dipertahankan 19 oC dengan cara memberi kantong plastik yang berisi es.
Sryrofoam ditutup rapat dan diberi perekat, untuk memperkecil
goncangannya selama pengangkutan. Talihan, et al (2004), menjelaskan
pengangkutan system tertutup umumnya digunakan pada pengangkutan
14
dengan menggunakan pesawat atau pengangkutan dengan jarak yang lebih
jauh.
4.7 Potensi Pemasaran
Sistim pemasaran pada ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
di tambak BBPBAP Jepara dilakukan menurut pesanan yang berarti
pemanenan dilakukan bila ada permintaan pasar, para pengumpul dan
exsportir biasanya datang untuk melihat terlebih dahulu di lapangan dan
melakukan negosiasi harga dan setelah terjadi kesepakatan maka kemudian
ditentukan waktu pemanenan.
Bagi pemasaran dilakukan oleh tim penjualan yang bertugas
menentukan harga dengan membandingkan harga yang berlaku di pasaran.
Tim penjualan juga berkewajiban menyediakan alat-alat yang dibutuhkan
untuk pengemasan dan pengangkutan, penyediaan alat-alat tersebut
tergantung dari kesepakatan awal dengan pihak pembeli.
Usaha pembesaran ikan kerapu macan di tambak BBPBAP Jepara
pada dasarnya bukan merupakan usaha yang komersial karen Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara ini mempunyai
tujuan utama untuk penelitian. Ikan kerapu macan di tambak bisanya dijual
apabila proyek penelitian sudah selasai. Selama ini belum pernah menjalin
kerja sama dengan pihak lain dalam usaha pemasaran.
Usaha pembesaran di tambak BBPBAP Jepara kebanyakan dibelih
oleh exsportir dari Jakarta, Surabaya, dan Semarang yang melakukan
pengiriman ke Singapura, Hongkong, Taiwan, Jepang, Malaysia dan
Amerika serikat. (Suyoto dan Mustahal, 2002)
15
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
· Tambak untuk pembesaran ikan kerapu macan, lumpurnya berjenis
pasir dengan ukuran tambak 2000 m2 yang di dalamnya terdiri 4
16
sekat yang masing-masing di tebar ikan kerapu macan sebanyak
1000 ekor dan diberi shelter yang terbuat dari pipa paralon yang
dilubangi pada bagian sisinya.
· Benih yang ditebar di hapa pedederan berasal dari Divisi
Pembenihan di BBPBAP Jepara. Padat tebar untuk pembesaran
1000 ekor/petak dengan ukuran 10 m x 13 m x 0.8 m.
· Pakan yang diberikan pada ikan kerapu macan pada tambak
pembesaran merupakan ikan rucah dan diberikan secara
(adlibitum)
· Parameter kualitas air yang diukur yaitu salinitas 24-10 o/oo
, suhu
28.5-29.6 oC, pH 7.9-803 dan oksigen terlarut 3.35-4.59 ppm.
· Pemanenan dilakukan pada saat benih ikan kerapu macan telah
mencapai umur 8-10 bulan dengan berat 100-200 gr/ekor.
· Hambatan yang dihadapi dalam pembesaran ikan kerapu macan
yaitu pengadaan pakan yang berupa ikan rucah yang tidak
kontinyu. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian pakan berupa
pelet.
5.2 Saran
· Selama pemeliharaan ikan kerapu di tambak sebaiknya pakan
yang diberikan dikombinasikan dengan pelet karena pakan berupa ikan
rucah bergantung pada musim.
· Penanganan ikan kerapu pada saat pemeliharaan harus dilakukan
dengan hati-hati terutama pada saat sampling, pemindahan benih dan
panen karena kecerobohan dapat menyebabkan kemati pada ikan
kerapu yang dapat merugikan usaha pembesaran.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) bersifat Hermaprodit
Protogini, yaitu perubahan kelamin dari betina dan menjelang dewasa akan
berubah menjadi jantan Sunyoto dan Mustahal (2000). ikan kerapu mulai
suklus reproduksinya sebagai ikan betina, kemudian akan berubah menjadi
ikan jantan yang berfungsi masa interseks dan masa terakhir masa jantan
(Afenddy, 1997). Ketika ikan kerapu masih muda (juvenile), gonadnya
mempunyai daerah ovarium dan daerah testis. Jaringan ovari kemudian
mengisih sebagian gonad dan setelah jaringan ovari berfungsi mampu
menhasilkan telur, Kemudian akan terjadi transisi di mana testisnya akan
membesar dan ovarinya mengurut. Ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) yang sudah tua umumnya ovarium sudah teroduksi sekali
sehingga sebagian besar dari gonad terisi oleh jaringan lain. Fase produksi
pada induk betina di capai pada panjang tubuh antara 45-50 cm dengan
berat 3-10 kg dan umur kurang lebih 5 tahun, selanjutnya menjadi jantan
yang matang gonad pada ukuran minimal 74 cm dengan berat kurang lebih
11 kg.
2.6 Hama dan Penyakit
2.6.1 Hama
Menurut Kordi, (2002) mengatakan bahwa hama merupakan
organisme yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan budidaya di
dalam kolam.hama pada budidaya ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) ada 3 macam yaitu : predator dan kompotitor.
6
2.6.2---Penyakit
Penyakit yang sering di menyerang ikan kerapu ada dua macam
yaitu penyakit infeksi adalah penyakit yang dapat mengingfeksi ikan
kerapu yaitu berupa jamur, bakteri maupun virus. Sedangkan yang ke
dua yaitu penyakit non infeksi adalah penyakit pada ikan kerapu
yang di sebabkan oleh tidak sesuaiannya media pemeliharaan ikan
kerapu yang ada di tambak dengan kondisi aslinya di alam sehingga
menyabakan iksnkerapu tersebut dapat.
7
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1. Alat dan Fungsinya
No Alat Fungsi
1 Basket Sebagai tempat penampungan dan wadah pengankatan
ikan kerapu pada saat di lakukan pemanenan.
2 Pipa 6” Sebagai alat untuk menyalurkan air dari tandong ke
dalam wadah pembesaran ikan kerapu
3 Pacul Sebagai alat untuk memperbaiki pematan atau tanggul
4 Baskom Sebagai wadah penampungan pakan
5 Ember Sebagai wadah untuk pakan yang akan di berikan pada
ikan
6 Jela Tebar Sebagai alat untuk menankap ikan/udang dalam jumlah
yang sedikit
7 Pompa Sebagai alat untuk menarik air dari tandon ke wadah pemeliharaan ikan
8 Seser Sebagai alat untuk menankap dan menyeleksi ikan
kerapu
Sumber : Balai Besar Laut Lampung
Tabel 3.2. Bahan dan Fungsinya
No Bahan Fungsi
1 Pakan ikan rucah Sebagai pakan ikan kerapu macan
2 Air Sebagai media tempat hidupnya ikan
3 Plastik peking Sebagai bahan untuk peking
4 Oksigen Sebagai bahan untuk peking
Sumber : BBPBAP Jepara
4.2 Tambak Pembesaran
8
8
(a) (a)
Gambar 3.2. Tambak Ikan Kerapu Macan
(a). Kolam pemeliharaan ; (b). Keramba penampungan
Tambak pembesaran kerapu macan di BBPBAP Jepara terdiri dari
4 buah sekat menggunakan jaring yang masing-masing berbentuk segi
empat dengan ukuran kolam panjang 100 m dan lebar 20 m. keempat
petakkan tersebut masing – masing berukuran 10 m x 13 m x 0.8 m
dimana keempat sekatan tersebut digunakan sebagai tempat pembesaran
ikan kerapu macan dan bagian sisi dekat inlet dan outlet ditanam kerang
hijau dan rumput laut sebagai biofilter.
Tambak tersebut dengan dasar tanah dan pematang juga dari tanah.
Sudarsono dan Ranoemihardjo (1995), menjelaskan bahwa pematang
merupakan salah satu bagian yang paling terpenting dari tambak. Fungsi
utama dari pematang adalah untuk menahan masa air sehingga dibutuhkan
konstruksi yang khusus. Pematang mempunyai penampang melintang
berbentuk trapezium. Tambak tersebut tidak memiliki pintu pemasukan air
karena air masuk melalui pipa dengan menggukanan pompa yang dipasang
di kolam tendon. Saluran pembuangan menggunakan 2 pipa yang
berhubungan dengan saluran pembuangan
4.3 Persiapan Wadah
Persiapan tambak Pembesaran sama saja dengan persiapan tambak
pendederan merupakan bagian yang penting dalam kegiatan pembesaran
9
yang merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan proses budidaya.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan media yang
baik untuk benih ikan kerapu macan yang akan di tebar ketambak tersebut
agar dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan persiapan tambak untuk
pembesaran ikan kepu macan adalah sebagai berikut pemberantasan hama
dan penyakit, pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran, pemasangan
Shelter dan pemasukan air.
4.4 Penebaran
Proses sebelum ikan ditebar sering di sebut dengan Aklimatisasi atau
adaptasi. Sifat hidup benih tidak terlepas dari sifat siklus hidup induknya,
maka dalam adaptasi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan :
· Waktu Penebaran (waktu penebaran sebaiknya pada saat suhu
rendah)
· Sifat kanibalisme yang cenderung meningkat pada kepadatan
tinggi
· Aklimatisasi terutama suhu dan salinitas
Cara aklimatisasi yang umumnya di lakukan terhadap benih pada
pengankutan terutama adalah sebagai berikut : kantong plastik di buka,
kemudian di ukur suhu dan salinitasnya. jika salinitas sama atau hanya
berbedah 1-2 o/oo benih bisa di tebar setelah di sesuaikan suhunya. Tetapi jika
salinitasnya lebih dari 2 o/oo perlu ada pencampuran air dari kolam kedalam
plastik sedikit demi sedikit dan secara bertahap dalam selang waktu 4-5
menit hingga salinitas dan suhu sama antara air yang ada dalam plastik dan
dalam tambak benih dapat di tebar.
Pada penebaran ukuran benih ikan sangat beragam, benih yang digunakan di
10
BBPBAP Jepara :
Tabel 3.3. Ukuran Benih Ikan Yang ditebar
No Panjang Lebar Bobot
1 8.5 2 10
2 8 2 6.5
3 8.7 2.3 10
4 8 2 7
5 7.5 1.7 4.5
6 7.7 2 5.5
rerata 8.067 2 7.25
Sumber; BBPBAP Jepara
4.5 Pemeliharaan
4.5.1 Pemberian Pakan
Gambar 3.3. Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan untuk pakan ikan kerapu di BBPBAP Jepara
yaitu ikan rucah yang harganya relatif murah tetapi segar. Untuk menjaga
kualitas pakan tetap segar perlu dilakukan perlakuan untuk penyimpanan
pakan tersbut yaitu di coolbox atau di freezer. Pakan yang busuk sebaiknya
jangan digunakan sebagai pakan karena memberikan dampak yang
merugikan, karena dapat meningkatkan jumlah microorganisme yang tidak
menguntungkan, serta sifat-sifat kandungan nutrisi yang penting bagi
11
pertumbuhan juga tidak tersedia. Ikan yang di beri pakan busuk biasanya
akan lebih cepat terserang penyakit, pertumbuhannya lambat bahkan akan
mengalami kematian yang tinggi selama dibudiayakan di tambak.
4.5.2 Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas yang dilakukan oleh laboratorium BBPBAP
Jepara dilakukan satu minggu sekali
Tabel 3.4. Ukurang Kualitas Air Yang Ada Dalam Tambak
TGL/BLN/THN
Total
Bakteri
VIBRIO KUALITAS AIR
(CFU/ ml) (CFU/ml) Temp DO Salinitas pH
02-12-08 9000 200 29.5 4.06 24 7.9
09-12-08 11000 450 28.8 3.95 27 8.1
16-12-08 8000 560 28.2 3.3 22 8.3
23-12-08 12000 50 28.9 3.94 20 7.4
31-12-08 1000 30 28.6 3.1 17 7.3
06-01-09 3000 150 30.2 3.2 15 7.4
13-01-09 25.8 5.33 10 8.1
20-01-09 25.7 3.16 7 7.6
27-01-09 28.6 3.16 10 8.3
4.6 Pemanenan
Pemanenan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di pasarkan
dalam keadaan hidup (live fish) sehingga penanganan ikan harus tetap
terjaga setelah panen. Ikan yang mengalami luka atau ikan yang mati dapat
menurunkan harga jual sampai setengah harganya. Oleh karna itu langkahlangkah
persiapan panen harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
12
kematian pada saat dilakukan pemanenan.
Pemanen yang dilakukan di BBPBAP Jepara terdiri dari 2 cara
pemanenan panen sebagian dan panen total. Panen sebagian merupakan
panen yang dilakukan pada sebagian kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) yang dibudidayakan. Taslihan, et.al. (2004), menjelaskan
panen sebagian atau panen selektif merupakan panen yang dilakukan untuk
ikan yang telah mencapai ukuran tertentu sesuai dengan permintaan
konsumen. Panen total merupakan panen yang dilakukan pada seluruh ikan
yang dibudidayakan. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Taslihan, et. al.
(2004) yang menyatakan bahwa panen total dilakukan bila permintaan pasar
sangat besar dan ukuran ikan sudah memenuhi kreteria.
Pemanenan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di tambak
BBPBAP Jepara dilakukan pada sore hari karena mendekati waktu
pengangkutan yang dilakukan pada malam hari. Hal tersebut juga di
ungkapkan oleh Direktorat Jendral Perikanan Budidaya (2004) hal ini
dikarnakan suhu relative rendah sehingga mengurangi stress.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dipuasakan dengan
cara menghentikan pemberian pakan selama 2-3 hari sebelum melakukan
panen. hal yang sama juga diungkapkan oleh Komaruddin (2005), hal ini
juga bertujuan mengurangi metabolisme selama pengangkutan.
Pelaksanaan pemanenan diawali dengan mengurangi volume air pada
petakan sebesar 1/3 dari volume air total tamak. Pengambilan ikan dilakukan
dengan menggunakan seser kemudian masukan serok kedalam salah satu
ujung Shelter yang terbuat dari pipa kemudian pipa tersebut diangkat hingga
ikan kerapu yang di dalam Shelter keluar.
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) ditampung di dalam
13
hapa yang berukuran 3 x 3,5 x 1,5 meter. Pengemasan di lakukan setelah
panen yang bertujuan agar selama pengangkutan kondisi ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) tetap hidup, pengemasan dilakukan
menggunakan tangki yang terdapat di atas mobil yang diberi aerasi.
Purnomo, et al. (2002), menyatakan tujuan dari pengemasan adalah untuk
mempertahankan kelulus hidupan selama perjalanan. Pengemasan yang
dilakukan di BBPBAP Jepara disesuaikan dengan sistim pengangkutan dan
alat angkut yaitu dengan cara pengangkutan sistim terbuka dengan
menggunakan bak filter yang diletakan diatas truk. Wadah tersebut diisi air
bersih dan dilengkapi dengan selang aerasi.
Proses pengangkutan yang dilakukan di BBPBAP Jepara terdri dari
system pengangkutan terbuka dan tertutup. Hal yang sama juga diungkapkan
oleh Taslihan, at al. (2004) pengangkutan sistim terbuka dilakukan dengan
menggunakan drum plastik atau bak fibreglass dengan ukuran 120 x 120 x
120 cm dengan diberi aerasi, kepadatan ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) sebesar 50 kg. Suhu air selama perjalanan dipertahankan
dengan suhu 19 – 20 oC dengan cara penambahan es batu kedalam wadah
penampungan. Taslihan, et al. (2004) menjelaskan pengangkutan terbuka
digunakan untuk jarak pengangkutan yang dekat dengan waktu maksimal 7
jam dan alat angkut yang digunakan berupa kendaraan roda 4 seperti truk.
Pengangkutan system tertutup yang dilakukan di BBPBAP Jepara
menggunakan kantong pelasti dengan perbangdingan air dengan oksigen
sebesar 1 : 2. ujung kantong diikat lalu dikemas kedalam Styrofoam. Suhu
dipertahankan 19 oC dengan cara memberi kantong plastik yang berisi es.
Sryrofoam ditutup rapat dan diberi perekat, untuk memperkecil
goncangannya selama pengangkutan. Talihan, et al (2004), menjelaskan
pengangkutan system tertutup umumnya digunakan pada pengangkutan
14
dengan menggunakan pesawat atau pengangkutan dengan jarak yang lebih
jauh.
4.7 Potensi Pemasaran
Sistim pemasaran pada ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
di tambak BBPBAP Jepara dilakukan menurut pesanan yang berarti
pemanenan dilakukan bila ada permintaan pasar, para pengumpul dan
exsportir biasanya datang untuk melihat terlebih dahulu di lapangan dan
melakukan negosiasi harga dan setelah terjadi kesepakatan maka kemudian
ditentukan waktu pemanenan.
Bagi pemasaran dilakukan oleh tim penjualan yang bertugas
menentukan harga dengan membandingkan harga yang berlaku di pasaran.
Tim penjualan juga berkewajiban menyediakan alat-alat yang dibutuhkan
untuk pengemasan dan pengangkutan, penyediaan alat-alat tersebut
tergantung dari kesepakatan awal dengan pihak pembeli.
Usaha pembesaran ikan kerapu macan di tambak BBPBAP Jepara
pada dasarnya bukan merupakan usaha yang komersial karen Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara ini mempunyai
tujuan utama untuk penelitian. Ikan kerapu macan di tambak bisanya dijual
apabila proyek penelitian sudah selasai. Selama ini belum pernah menjalin
kerja sama dengan pihak lain dalam usaha pemasaran.
Usaha pembesaran di tambak BBPBAP Jepara kebanyakan dibelih
oleh exsportir dari Jakarta, Surabaya, dan Semarang yang melakukan
pengiriman ke Singapura, Hongkong, Taiwan, Jepang, Malaysia dan
Amerika serikat. (Suyoto dan Mustahal, 2002)
15
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
· Tambak untuk pembesaran ikan kerapu macan, lumpurnya berjenis
pasir dengan ukuran tambak 2000 m2 yang di dalamnya terdiri 4
16
sekat yang masing-masing di tebar ikan kerapu macan sebanyak
1000 ekor dan diberi shelter yang terbuat dari pipa paralon yang
dilubangi pada bagian sisinya.
· Benih yang ditebar di hapa pedederan berasal dari Divisi
Pembenihan di BBPBAP Jepara. Padat tebar untuk pembesaran
1000 ekor/petak dengan ukuran 10 m x 13 m x 0.8 m.
· Pakan yang diberikan pada ikan kerapu macan pada tambak
pembesaran merupakan ikan rucah dan diberikan secara
(adlibitum)
· Parameter kualitas air yang diukur yaitu salinitas 24-10 o/oo
, suhu
28.5-29.6 oC, pH 7.9-803 dan oksigen terlarut 3.35-4.59 ppm.
· Pemanenan dilakukan pada saat benih ikan kerapu macan telah
mencapai umur 8-10 bulan dengan berat 100-200 gr/ekor.
· Hambatan yang dihadapi dalam pembesaran ikan kerapu macan
yaitu pengadaan pakan yang berupa ikan rucah yang tidak
kontinyu. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian pakan berupa
pelet.
5.2 Saran
· Selama pemeliharaan ikan kerapu di tambak sebaiknya pakan
yang diberikan dikombinasikan dengan pelet karena pakan berupa ikan
rucah bergantung pada musim.
· Penanganan ikan kerapu pada saat pemeliharaan harus dilakukan
dengan hati-hati terutama pada saat sampling, pemindahan benih dan
panen karena kecerobohan dapat menyebabkan kemati pada ikan
kerapu yang dapat merugikan usaha pembesaran.
DAFTAR PUSTAKA
Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah
Tangga. PT Agromedia Pustaka, Depok.
Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jendral Perikanan, Departemen
Pertanian, 1996, Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus), Jakarta.
Ir. Sudjiharno dkk, 2004, Proyek Pengembangan Perekayasaan Teknologi Balai
Budidaya Laut Lampung.
Anonim 1991. Operasional Pembesaran Ikan Kerapu dalam Keramba Jaring
Apung . Departemen Direktorat Perikanan Balai Bididaya Laut.Lampung.
Suyoto, P.; Mustahal.2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu,Kakap,
Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Saanin,H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Banatjipta. Bandung.
Nybakken, W. 1988. Biologi laut, suatu pendekatan ekologi. Dalam: Anonim
Pembesaran Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Tikus di Keramba Jaring
Apung. Departemen Pertanian, Direktorat Perikanan, Balai Laut .
Lampung
Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah
Tangga. PT Agromedia Pustaka, Depok.
Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jendral Perikanan, Departemen
Pertanian, 1996, Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus), Jakarta.
Ir. Sudjiharno dkk, 2004, Proyek Pengembangan Perekayasaan Teknologi Balai
Budidaya Laut Lampung.
Anonim 1991. Operasional Pembesaran Ikan Kerapu dalam Keramba Jaring
Apung . Departemen Direktorat Perikanan Balai Bididaya Laut.Lampung.
Suyoto, P.; Mustahal.2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu,Kakap,
Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Saanin,H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Banatjipta. Bandung.
Nybakken, W. 1988. Biologi laut, suatu pendekatan ekologi. Dalam: Anonim
Pembesaran Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Tikus di Keramba Jaring
Apung. Departemen Pertanian, Direktorat Perikanan, Balai Laut .
Lampung
Untuk anda yang sedang mencari "Situs Judi Terpercaya & TANPA BOT/Lag" di aplikasi handphone Anda maupun komputer, JANGAN TAKUT, Karena EDENPOKER Memiliki "Server Terkuat" di antara semua Situs Agen Judi Yang ada.
BalasHapusHanya Di Edenpoker :
- Minimal Deposit IDR 15.000,-
- Minimal Withdraw IDR 15.000,-
- Bonus New Member 10.000 / 20.000
- Bonus Deposit 5%,-
- Bonus Rollingan 0.5%,-
- Bonus Referral 10%,-
WA : +855 17 640 528
LIVE CHAT : edenpoker8.com
POKER UANG ASLI
POKER ONLINE TERBAIK
JUDI POKER INDONESIA